16 Februari 2013

16 Februari 2013

Entah harus dengan perkataan apa aku ungkapkan segala rasa syukur ini. Entah harus dengan berapa kalimat ku ucapkan semua nikmat ini.

Ya Allah..
Terima kasih atas semua ini
Terima kasih
Karena Engkau masih mengizinkan aku merasakan nikmatMu ini
Terima kasih atas umur ini
Semua ini sungguh mengharukan
Bahagia rasanya ya Allah
Terima Kasih karena Kau hadirkan sahabat terbaik dalam hidup ini
Terima kasih Engkau telah memberiku semua ini
Kebahagiaan ini tak pernah bisa terbayangkan sebelumnya
Sahabat, teman dan semua orang yang menyayangiku ada hari ini
Aku yakin Engkau mendengar semua doa yang mereka panjatkan untukku
Kabulkan semua doa-doa orang yang mendoakanku
Berikan mereka balasan yang terbaik DariMu
terima kasih ya Allah
Di usia ini aku hanya berharap tetap menjadi manusia yang lebih baik
Lancarkan semua urusanku, mudahkan semua permasalahanku
dan berikan aku kekuatan untuk menghadapi semua permasalahan yang ada dalam hidup ini
Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillalah Allahu Akbar
Nikmatmu memang tak pernah terbayangkan
Terima kasih sekali lagi ya Allah ya Tuhanku
Terima kasih teman-teman, terima kasih sahabat atas kepeduliannya
Kalian yang terbaik


:)

12 Februari 2013

Inginku

Rindu ini masih saja untukmu
Kisah kita seakan jadi mantra dalam hari-hari
yang terkadang terasa memilukan hati.

Dan jauh di sudut hati,
aku masih menanti,
tak bisa kupungkiri,
bayanganmu tak pernah absen mengitari otakku.

Namun, harapan hanya bagai tetes air
yang berada di atas embun, selalu terjatuh.
Tak ada sisa harapan yang bisa kutawarkan kepadamu,

6 Februari 2013

Penantian - Last Child

Diri ini
Telah lama menanti
Menantimu
Tuk memeluk hati ini
Hati yang selalu
Terukir namamu
Yang takkan mungkin hilang
Meski usang dimakan waktu

Jiwa ini
T'lah lama mencari
Mencari belahan dirinya
Yang telah lama pergi
Pergi 'tuk menjauh
Bersama dirimu
Yang takkan mungkin pernah
Coba berpikir untuk kembali

Reff:
Mungkin semua harus terjadi
Kesalahan yang telah aku perbuat
Jadi penyebab kau pergi

Bila ku kan mati di sini
Mati dalam penantian yang tak bertepi
Dan terkubur dalam penyesalan yang tak berarti

Rasa perih selalu menghampiri
Menghampiri di tiap hayalku
Terlintas bayangmu
Bayang yang selalu menyiksa diriku
Walau selalu ku coba membakar indah kenangan itu



:)

5 Februari 2013

Hilang

Tak mudah untukku
Menghapus tentangmu dalam hatiku
Teraniaya sepi..
Saat kau jauh dariku..
Ku tak bisa, ku tak berdaya
Ku takkan bisa lepaskanmu...

Jangan hilang jangan pergi
Izinkan aku bersamamu
Hanya waktu yang bisa
Memisahkan kita berdua...

Tak mampu melepasmu
Walau sudah tak ada
Batinku tetap merasa masih memilikimu
Rasa kehilangan memang hanya akan ada
Jika kita pernah memilikinya

Aku tak pernah mengira
Bahwa semua akan sirna
Dan aku tak pernah percaya
Dengan sepenuh jiwa


*thanks to letto for inspirated

:)

Rindu

Aku rindu. Serius. Mungkin sekarang terdengar aneh ditelingamu. Namamu merasuk kedalam pikiranku ketika aku sibuk menyusun Tugas Akhirku.

Kamu sungguh datang
Seminggu yang lalu, 2 hari yang lalu, hari ini dan mungkin esok hari.
Dimana?
Dimana lagi kalau bukan diotak dan pikiranku.

Sore dan hujan
Dinginnya kota Bogor ini
Tak membuatku berhenti memikirkanmu

Rindu
Aku selalu berharap kamu tahu aku rindu
Aku selalu berharap kamu menanggapinya seperti dulu

Rindu
Berharap kamu tau meski kamu tak pernah akan tahu
Berharap kamu peduli meskipun aku tahu kamu cuek setengah mati

Aku berusaha untuk tak merindukanmu
Rumit? ya rindu itu memang selalu rumit
Apalagi jika hanya aku yang merasakannya dan kamu tak pernah peduli
Cara terbaik adalah menahannya, melupakannya atau bahkan membuangnya jauh-jauh dari otak ini

Jika aku rindu
Aku cukup menatap boneka pemberianmu
Berharap tiba-tiba boneka itu berubah jadi kamu
Terobati atau tidak, itu urusan nanti :D

*inspirasi Dwitasari

:)

Sampai Kapan?


Akhir akhir ini aku sulit tidur. Ada satu rasa yang selalu mengganggu batinku. Entah ini benar atau salah, aku berharap semua ini tak pernah ada. Kadang setiap malam aku berharap ada kamu menemaniku hanya sekadar untuk bersenda gurau denganku. Ya, aku hanya bisa berharap. Dan sampai pada kenyataannya harus aku ketahui dengan sangat jelas bahwa harapanku itu harus kulupakan.

Kita, ah mungkin lebih tepatnya aku, terus berjuang dan melewati sesuatu yang memang mungkin tak pernah ingin terjadi. Aku masih sering atau bahkan selalu menginginkan kamu ada disini. Bersamaku seperti saat sebelum kita seperti ini. Taukah kamu, aku bertahan dalam kesepian ini. Tak pernah bisa aku pungkiri rasa ini kadang menyakitkan, rasa ini kadang membuatku meneteskan air mata yang tak lain memang untuk menangisimu. Jika sudah begini, aku tak peduli tentang apa yang orang katakan  padaku. Aku yang menangis, aku yang merasakan.

Ini bukan salahmu dan ini juga bukan salahku. Aku dan kamu sepertinya sudah tahu apa yang harus dihadapi, lalu pantaskah untuk mengeluh? Sepertinya tidak. Sejauh ini aku masih meyakini semua ini takkan sia-sia, atau mungkin lebih tepatnya belum sia-sia. Apa kau melihat keyakinanku ini? Yah jika kau memang tak merasakannya memang wajar, semua hal di dunia ini selalu penuh ketidakpastian.

Aku merasakan semua ini semakin dingin. Aku merasa semua ini semakin menjauh. Kantung mataku menebal, ada lingkar hitam dimataku yang entah disebabkan oleh apa. Sudah beberapa hal kita lalui bersama, sampai kapan? Sampai kapan semua ini akan terjadi? Sampai kapan aku bisa bertahan dalam perasaan ini? Sendiri. Tanpamu.

Sayang, yakinkah kau padaku? Sampai kapan terjangan badai ini menghampiri kita? Bukankah ada yang bilang bahwa badai pasti berlalu? Apakah setelah berlalunya badai akan muncul warna pelangi yang indah yang bisa kita nikmati keindahannya bersama? Ataukah badai akan semakin menjauhkan kita dari hangatnya sang mentari?

Sampai kapan perasaan ini terus bertahan? Sampai kapan semua seperti ini? Sampai kata "aku menyayangimu" kan terucap saat kau telah mengecup nisanku atau sebaliknya?

Biarkan aku tetap menyayangimu, sampai pada saatnya aku benar-benar menyerah akan perasaan ini. Berbahagialah. 


:)