26 April 2013

Sesuatu yang Tak Perlu Di Pikirkan

Kamu mengenalkan namamu begitu saja, uluran tanganmu dan suaramu berlalu begitu saja tanpa pernah aku ingat-ingat. Awalnya semua berjalan sederhana. Kita bercanda, kita tertawa dan kita membicarakan hal-hal yang entah dari mana. Walaupun hanya dalam cara yang mungkin dianggap biasa. Perhatian yang mengalir darimu dan pembicaraan kita kala itu hanya ku anggap sebagai sebuah hal yang tak perlu di maknai dengan luar biasa.

Kehadiranmu membawa perasaan lain. Hal berbeda yang kau bawa kepadaku telah sedikit membuka mataku. Aku tak sadar bahwa kau datang membawa perasaan aneh. Ada yang hilang jika sehari saja kau tak menyapaku. Setiap saat ada saja hal yang dapat kita bicarakan, sampai pada akhirnya kita berbicara pada hal yang paling menyentuh. 

Kamu banyak bercerita, tentang semua hal yang hampir sama kita rasakan. Aku berusaha memahami setiap percakapan kita. Sedikit beusaha memberi perhatian yang entah dapat kau rasakan ataupun tidak. Entahlah, aku tak mengerti mengapa aku melakukan semua itu.

Ada perasaan harap yang cukup membuatku bertanya, apa yang telah kulakukan? Apa yang aku rasakan? Senyumku mengembang dalam diam, segalanya telah berjalan begitu saja. Dan aku masih belum bisa memahami apa yang aku rasakan ini. Mungkin tanpa kusadari, ada sesuatu yang diam-diam menyeretku pada hal yang belum ingin kurasakan. Aku masih takut. Aku masih belum memberanikan diri untuk segera mengambil keputusan ini.

Saat bertemu, kita tak banyak berbicara. Hanya sesekali melemparkan senyum yang entah akan berarti apa dimatamu dan dimataku. Aku tak ingin semua berjalan seperti ini. Aku takut. Apa kau melihat ketakutanku ini? Apa kau merasakan apa yang selama ini ku takutkan? Aku berusaha mempercayai setiap percakapan itu dan segala cara yang kau perlihatkan itu adalah dasar nyata dari pertemanan kita.

Aku tak pernah ingin mengingat kenangan sendirian. Aku juga tak ingin merasakan sakit ini sendirian lagi, Tapi nyatanya?

Kamu tentu tahu seberapa dalam perasaanku padanya. Aku tak pernah memikirkan perpisahan selama ini, tapi ternyata hal ini telah merasuk dalam pikiranku. Aku dan dia tak lagi seperti dulu. Sapaannya tak lagi sehangat dulu, senyumnya tak pernah bisa kulihat lagi bahwa itu senyum yang manis untukku. Aku tak tahu mengapa semua ini berubah begitu cepat. 

Mengetahui kenyataan seperti itu aku menjadi malas tersenyum dan berbicara banyak tentang perasaanku pada orang lain. Aku semakin belajar untuk menutup rapat mulutku pada setiap perasaan yang diminta untuk diledakkan melalui curahan curahan kecil.

Tenang, aku sudah tak selalu memikirkannya. Sudah cukup lama kurasakan semua ini, dan diriku sudah terlalu terbiasa dengan situasi seperti ini. Aku masih tak berusaha memahami apa yang sebenarnya tengah kurasakan. Aku lelah mengartikan diriku sendiri. Entahlah, kehadiranmu memang membuat kesan tersendiri.  Aku memang terkadang mengharapkanmu menyapaku seperti biasa. Namun semua itu selalu ku tepis dengan cepat.

Aku tak punya hak untuk membuatmu terus bersamaku juga aku tak pernah mempunyai hak untuk tetap membuatmu ada untukku. Masih adakah yang perlu ku paksakan jika aku bukanlah lagi menjadi tujuannya? Ini telah menjadi salahku yang selalu menyimpan semua dalam diam. Ini bukan kesalahanmu dan juga bukanlah kesalahan dia. Aku harus belajar tak peduli dan aku akan tetap menyimpan semua ini sendiri tanpa kau ataupun dia mengetahuinya.

Tetaplah tersenyum, jangan biarkan kesakitan karenaku terus kau rasakan. Dan biarkan saja tak ada yang tahu bahwa ada yang terluka dalam diam. Disini.


:)

24 April 2013

En.Tah.Lah

Aku tak tahu apa sebab aku menulis semua ini. Aku selalu kesal jika harus memendam semua ini sendiri, namun aku tak tahu harus berkata pada siapa tentang semua ini. Aku sudah tak terlalu percaya jika aku harus bercerita pada teman atau sahabatku sendiri. Aku bosan mendengar ucapan "sabar ya" atau bahkan "sudahlah jangan di pikirkan". Aku tahu, jika aku bercerita mereka hanya ingin mendengar, mungkin diantara mereka ada yang berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang tengah aku rasakan. 

Aku bosan jika harus menjadi seorang wanita yang selalu mengeluhkan apa yang aku rasakan pada temanku sendiri. Aku sudah tak ingin membuka diriku lagi pada siapapun. Aku tak ingin mereka kembali mendengar ocehan yang seharusnya tak pantas ku ceritakan. Aku tak seharusnya meluapkan kekesalanku pada mereka yang bahkan tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. 

Sekarang aku mengerti apa yang seharusnya aku lakukan. Sekarang aku tahu aku harus bersikap seperti apa. Aku mengerti dan sangat memahami. Maaf, tak seharusnya aku seperti ini. Aku akan mencoba untuk tak mengulangi semua ini.

Aku masih merasakan rasa sesak itu. Aku tahu bahwa pada akhirnya aku akan merasakan perasaan sesedih ini, aku selalu berusaha menghidari air mata sekuat yang aku bisa. Tapi tetap saja aku adalah seorang wanita yang tak pernah bisa menahan air mata. Dan aku selalu bingung harus berbuat seperti apa jika perasaan ini menghampiri. Aku muak bercerita pada siapapun namun aku sendiri tak pernah mampu menahan semua ini sendiri. 

Tuhan, aku tak ingin Kau berikan perasaan seperti ini. Aku benci jika aku harus merasakan semua ini seorang diri. Aku lelah mengerti diriku sendiri. Aku menyerah Tuhan. Aku tak ingin semua ini menghantuiku, membuat tempat tersendiri di otak dan pikiranku. Aku tak ingin memberikan ruang sedikitpun untuk semua ini. Aku lelah dan aku telah menyerah.


:)

21 April 2013

Caraku Menjaga Cintaku

Sengaja aku tak menghubungimu,
Tak juga mengirim pesan untuk menanyakan kabarmu.
Mungkin ini tak biasa,
Tapi bagiku,
Inilah cara terbaik mencintaimu.

Aku mencintaimu dengan cara menjauh darimu,
Bukan karena aku mulai tak menyukaimu,
Justru karena aku sangat mencintaimu,
Dan aku ingin menjagaku juga menjagamu,
Menjaga tulusnya hatimu, juga menjaga kesucian hatiku.

Inilah caraku mencintaimu,
Dalam diamku,
Dalam ketulusanku,
Dalam kesucianku,
Dalam cara tak biasaku,

Meski sulit,
Meski berat,
Meski sakit untukku,
Namun ku tahu ini pilihan terbaik agar kita tak terlalu saling mengharap.

Karena berharap hanya pantas pada Sang Pemilik Hati,
Karena berharap hanya pantas digantungkan pada Sang Pemilik Cinta,
Pada-Nya kuharap Dia kan menjagamu untukku,
Pada-Nya kutitipkan hatimu,

Biarlah ku hanya bisa menyapamu lewat senandung doa,
Agar Untukmulah segala kebaikan,
Agar bersamamulah segala keindahan.


*dari fp Islamic Motivation


:)

18 April 2013

I L U B U N (By Boge)

Ini, karya dari orang yang paliiing baik. Meskipun belum lama kenal, yang ternyata sudah tau banyak tentang saya. Terima kasih Muhammad Rheza Muztahid :)

when I saw you for the first time.
I asked who are you? to everyone.
I want to know her name. I want to know. I would like to know

one year I become your secret admirer.
I was surprised when see you again
but this time I ventured to talk to you.

reff:

when I see your smile when I see your face
You look beautiful and looks wonderful.
but I can not be by your side.
I cry and not be around you

I love you.
but you're not
I'm sad but I can not force
I tried to slowly forget you
so you did not remember who I am


Terima kasih atas karyamu. 


:)