26 Mei 2013

Aku Menunggumu

Aku menatap layar laptopku selama berjam-jam. Membuka beberapa situs jejaring sosial yang memang telah sering aku buka. Berharap ada satu notifikasi yang muncul pada halaman profilku. Dan sering berharap bahwa salah satu notifikasi yang muncul itu termasuk notifikasi yang muncul darimu. Sengaja ku buat pengaturan khusus pada profilmu agar setiap kegiatan yang kau lakukan di jejaring sosial itu dapat ku ketahui. Jangan tanya mengapa aku melakukan semua itu, aku hanya ingin menjadi salah satu orang yang mungkin bisa sedikit bisa memperhatikanmu meskipun hanya dalam diam.

Beberapa waktu lalu, setiap kali aku membuka jejaring sosial itu. Namamu sering muncul pada berandaku. Berjam-jam bahkan seharian kita melakukan percakapan melalui jejaring sosial itu. Entahlah, ini sudah menjadi kebiasaan baru bagiku. Aku selalu berharap ketika aku online, ada namamu dari sederetan teman-temanku yang juga sedang melakukan hal yang sama denganku. Tak jarang aku berharap kamu mengirimiku sebuah pesan untuk memulai pembicaraan diantara kita. Kadang, harapanku itu berjalan seperti yang aku inginkan, tapi tak jarang pula semua itu sia-sia.

Menunggumu memulai percakapan itu bukan hal pertama bagiku. Andai kamu tau, entah berapa kali aku melakukan semua itu hingga aku merelakan untuk tidur hingga larut malam hanya ingin sedikit mengetahui apa yang tengah kamu lakukan seharian ini dan berharap kamu menceritakan semua itu padaku. Namun terkadang aku kembali berfikir, siapa aku untukmu? hingga aku selalu menaruh harapan yang sama setiap harinya padamu. 

Sambil aku menunggumu, aku selalu membaca kembali semua percakapan yang pernah kita lakukan sebelumnya. Mengingat kembali awal mula percakapan itu terjadi. Kamu menyapaku dan aku membalasnya lalu dengan sendirinya semua percakapan itu berjalan tanpa adanya paksaan. Semua itu selalu berhasil membuat goresan senyum di wajahku. Ada yang hilang jika sehari saja kamu tidak menyapaku. 

Aku pikir aku bahagia dan senang kamu berada disini, hadir dengan sendirinya dalam hidupku. Aku tidak tahu apakah semua ini butuh ujung atau bahkan akhir. Rasanya semua berjalan dengan baik, dan aku yakin kamu pun akan mengatakan iya jika harus ku tanya apa kau bahagia bertemu denganku saat ini.

Terlintas satu hal ketika kamu memutuskan untuk tak menghubungiku lagi. Apa kamu telah menyerah padaku? Rasa ini memang sulit ku jelaskan. Aku tak tau mengapa rasa bahagia selalu menghampiriku ketika kamu ada di setiap hari-hariku dan rasa kehilangan kerap menghampiriku ketika kamu tak lagi ada disini. Bersamaku

Aku tahu, aku bukanlah siapa-siapa untukmu. Mungkinkah aku harus pergi? Sementara aku atau bahkan kita sudah mulai nyaman dengan yang kita jalani. Aku tak ingin membayangkan perpisahan, aku takut perpisahan akan kembali membuatku meneteskan air mata. Aku akan selalu disini, melakukan hal yang sama setiap harinya meskipun kamu tak mengetahuinya.



:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar