30 November 2012

30 Tanpamu


Aku terbangun seperti biasa. Menatap beberapa lama lalu aku terdiam. Menatap sebuah benda mati yang jaraknya tak jauh dari pandanganku. Handphone. Terpaku aku melihat benda mati ini, melihat diam diam ke arah jam yang ada dalam handphone ini. Tak ada yang berbeda. Semua terlihat mengalir dan bergerak seperti biasa. Tapi apakah yang terlihat oleh mata benar-benar sama dengan yang dirasakan oleh hati ?

Pagi ini, hujan turun dengan derasnya dikotaku. Aku ingin kembali menarik selimut dan kembali membaringkan diri dan mencari kehangatan dari sebuah selimut. Tetapi, tetap saja tak kutemukan kehangatan, aku tetap kedinginan-aku sendiri. Dengan kenangan yang masih menempel dalam sudut-sudut pikiranku seakan membekukan semuanya. Aku berharap semua hanya mimpi, dan ada seseorang yang dengan seukarela datang membangunkanku. Sekali lagi, aku masih sendiri, bermain dengan masa lalu yang sebenarnya tak pernah ingin ku ingat.

Sudah masuk tanggal 30. Mungkin tak ada yang penting bagi siapapun yang tidak mengalami hal yang istimewa di tanggal 30. Ini sudah masuk ke bulan November. Aku pikir sekarang tak ada hal yang baru terjadi. Aku begitu yakin pada hal itu, sampai pada akhirnya aku tahu rasanya perpisahan. Aku tahu rasanya melepaskan diri dari satu hal yang sebenarnya tak pernah ingin aku rasakan bahkah ku tinggalkan. Aku semakin tahu, masa lalu setidaknya selalu jadi sebab. Kamu, yang dulu ku miliki tak lagi bisa kugenggam dengan jemari.

Hari ini tanggal 30 november 2012. Masih ingatkah kamu tepat setahun yang lalu kamu dengan berani mengatakan hal yang tak pernah aku duga. Kamu mengatakan bahwa kamu menginginkanku. Hari ini tepat satu tahun dimana aku menerima perasaanmu itu. Masih ingatkah kamu akan semua itu ? atau bahkan sekarang semua itu telah hilang dari ingatanmu ? jika iya, secepat itukah ?

Aku mulai berani melewati banyak hal denganmu. Kita menghabiskan waktu, dengan semua kegiatan yang kita lakukan bersama, tertawa bersama, merasakan banyak hal secara bersamaan. Rasanya sempurna. Aku merasa bahagia. Bahagia ? Benarkah kita pernah merasakan bahagia ? Jika iya, mengapa kita harus merasakan sebuah perpisahan yang menyebabkan bahagia itu sirna ? mengapa harus kau ciptakan luka, jika selama ini kita telah merasakan sebuah kebahagiaan ?

Kegelisahanku meningkat, ketika aku harus mengingat semua kebiasaanmu. Terutama kebiasaan jelekmu. Tentang kamu yang sulit bangun pagi, tentang kamu yang sulit untuk mencari sesuap nasi hanya karena kamu malas untuk keluar rumah. Aku bahkan masih mengkhawatirkanmu, masih diam-diam mencari tahu kabarmu dan masih terasa sakit jika tau ada orang lain yang mengisi kekosongan hatimu. Seharusnya aku tak perlu merasa seperti itu, karena kita sudah tak terikat apa-apa lagi. Aku masih terus berjalan, dengan penutup mata yang tak ingin kubuka. Semuanya gelap, tanpamu.

Hari berlalu begitu cepat. Sudah beberapa bulan dari perpisahan kita. Salahku, yang terlalu perasa. Salahku, yang terlalu menganggap semuanya biasa. Kupikir, dengan ikut aturanmu, semua akan sempurna. Lagi dan lagi, aku mungkin salah, dan kamu mempilih untuk pergi. Ini juga salahku, yang tak mencegahmu ketika kau memilih untuk menjauhi langkahmu.

Setelah perpisahan itu, hari-hari yang ku lalui masih sama. Aku masih melakukan rutinitasku seperti biasa. Meskipun memang ada yang sedikit berbeda dari biasanya. Aku masih menikmatinya dengan biasa. Mencoba dan terus mencoba melupakan tapi aku masih belum pernah bisa untuk berhenti berharap. Tak ada kamu yang dulu, tak ada kita yang dulu. Semuanya telah menjadi kenangan dan punya tempat tersendiri dalam hati yang sedang bergerak ke masa depan.

Hidupku ada yang tak sama dan aku masih berjuang untuk melupakan sosokmu yang tak lagi terengkuh oleh pelukan. Padahal, aku masih menjalani hari yang sama, aku masih menjadi diriku, dan jiwaku masih melekat dalam tubuhku. Tapi, masih ada yang kurang dan berbeda. Keheningan ini…tanpamu.

Jika jemari ditakdirkan untuk menghapus air mata, mengapa kali ini aku harus menghapus air mataku sendiri ? Kemana kamu saat aku tak bisa menghapus air mataku sendiri ?






30 November 2012
Selamat (hampir) satu tahun
Jika kau rindukan kita yang dulu, aku pun juga demikian
Always happy and keep smile
Be a better person J


:)

2 komentar: