9 Maret 2013

Percakapan Singkat yang Menyenangkan

Aku menulis ini bersama isak tangis yang tak bisa kutahan. Aku menatap layar laptopku dengan wajah cemberut, berujung pada perasaan yang sudah tak bisa kau tebak. Mengertikah kamu, perjuanganku juga butuh kepedulianmu? 

Setelah sekian lama tak bersua..entah mengapa kamu tiba-tiba menghubungiku. Kamu tau, aku bahagia ketika kau dengan tiba-tiba kembali menghubungiku walau hanya beberapa kali balasan dari pesan singkatmu. Aku sadar, saat ini keinginan untuk kembali bisa bercakap-cakap di pesan singkat bukan jadi hal yang mudah bagi kita. Aku sadar semua tentang kita kini telah berbeda.

Rasa ini tak pernah bisa berbohong, aku tak mau kita terus seperti ini. Aku tak tahu harus bagaimana memulainya agar aku dan kamu setidaknya tidak seperti orang asing yang tidak pernah dipertemukan sebelumnya. Aku atau kamu sebenarnya yang seperti orang amnesia yang lupa akan segalanya yang pernah terjadi diantara kita? 


Tatapanmu minggu lalu ketika kita sempat bertemu tak sengaja dilorong kampus selalu berhasil membuat jantungku berdegup melebihi batas normal. Apakah kau menyadarinya? Aku harap tidak, aku tak ingin kau tahu bahwa aku masih merasakan gugup yang luar biasa ketika aku harus berhadapan langsung denganmu. Tapi tak bisa ku pungkiri dibalik kegugupanku ada jutaan kebahagiaan yang kurasakan ketika aku bertemu denganmu. 

Aku selalu melakukan hal yang salah ketika aku bertemu denganmu. Mengacuhkanmu dan selalu berpura-pura tak ingin menyapamu. Namun andai kau tahu, hati kecilku selalu menjerit ketika aku melakukan semua itu. Hati kecilku berontak, berteriak bahkan menangis karena sikapku sendiri yang selalu berujung pada penyesalan yang tak pernah bisa aku ulang.

Katamu kamu pangling melihatku waktu itu. Sudah sejauh manakah kau melupakanku? Hingga kamu dapat berkata bahwa kamu lupa bagaimana wajahku kala itu. Atau aku saja yang terlalu mengingat setiap detail yang ada pada dirimu? Ah aku tak tahu, yang aku tahu aku bahagia dapat melihatmu lagi. Meskipun harus selalu aku tutupi kebahagiaan itu dengan sikap yang selalu membuatku menangis karena menyesalinya.

Hey Mr. Kacamata, aku bahagia. Walau hanya beberapa detik aku dan kamu bertemu. Walau hanya beberapa menit aku dan kamu bercakap-cakap lewat pesan singkat. Aku bahagia. Dan maafkan aku yang masih saja gugup melihat setiap sorotan dari matamu.


Percakapan singkat yang menyenangkan 
dan ku harap semua itu bisa terjadi lagi
andai kau tahu,
aku selalu bahagia bertemu denganmu
hihi

:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar